Tuesday, March 20, 2012

Cara Pandang Terhadap Anak

Kebanyakan masalah antara orang tua dan anak ada pada Komunikasi.  Perbedaan persepsi menghasilkan komunikasi yang berbeda pula.  Bisa kita lihat dari gambar berikut ini.
http://www.inspiratio.web.id/wp-content/uploads/2009/03/woman1.jpg

Ada diantara anda yang melihat ini sebagai gambar perempuan muda.  Ada juga yang melihatnya sebagai gambar nenek ...  Satu gambar, dipersepsi berbeda.

Bagaimana dengan putra-putri kita?  Seperti apakah kita memandang mereka?
Ada yang melihat anak sebagai beban, hingga seringkali kita mengeluh mendapatkan anak yang "nakal", "susah diatur" dan lain-lain. Persepsi kita menghasilkan perlakukan kita pada mereka.

Maka, mari kita benahi cara pandang kita terhadap anak-anak, agar terbangun kesadaran untuk merubah perilaku kita, menjadi orangtua terbaik bagi mereka.

Berikut saya sarikan "Cara pandang terhadap anak"
dari presentasi Teguh Iman Perdana pada peluncuran bukunya "Screaming Free Parenting".  


Cara pandang terhadap anak :
1.  Anak sebagai Amanah Istimewa.  Terkadang kita geleng-geleng kepala melihat 'kelakuan' anak-anak kita yang seringkali tak tertahankan hingga ingin rasanya mereka tak terlihat oleh mata kita.  Tapi ingat, banyak pasangan di luar sana yang sangat mendambakan kehadiran anak dalam pernikahan mereka, dan mereka masih belum diberikan amanah itu.  Amanah adalah sebuah amanah, kita yang dititipi akan diminta pertanggungjawabannya kemudian.  Bagaimanakah respon kita jika kita dititipi sebuah Guci berharga 1 milyar?  Tentu kita akan menjaganya dengan baik. Kalau perlu ia akan dibungkus dengan berbagai pengaman agar tidak pecah.  Bagaimana dengan anak kita?  Nilainya lebih besar dari nilai uang yang ada di dunia ini.  Seperti apa kita memperlakukan mereka? Sudahkah kita menjaga fitrah kebaikan yang telah Allah sematkan padanya?  Ataukah malah kita menjauhkannya dari fitrah itu?


2.  Anak adalah investasi masa depan kita yang sesungguhnya.  Anak shalih yang susah payah kita upayakan akan menolong kita di akhiirat...

3.  Sandaran kita di kala senja.   Lansia Jepang mengalami kesendirian. Bahkan disampaikan ada penyewaan "keponakan-keponakan" yang bersedia datang, bercengkerama, kemudian pulang setelah dibayar...  Bagaimana kita memperlakukan anak kita sekarang dengan kasih sayang... begitulah mereka akan perlakukan kita di masa tua kita nanti...

Hubungan orangtua dan anak itu resiprokal, saling timbal balik.  Tak hanya anak yang harus berbakti.  Kita sebagai orangtua juga hendaknya memuliakan anak.  
Jika Anda tak peduli tentang hal ini,  akan ada orang lain yang peduli : para penjual narkoba, pemilik rumah produksi sinetron, pengiklan game-game kekerasan...dan lain sebagainya.

 

No comments:

Post a Comment